Sabtu, 20 Juni 2015

Surat Menyurat

#. SURAT MENYURAT 
A.       Arti dan Fungsi Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi dalam surat dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.
Agar komunikasi melalui surat dinilai efektif, maka isi atau maksud surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan salah arti pada pihak penerima.
B.       Tujuan Menulis Surat
Tujuan menulis surat secara garis besar diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
1.       Menyampaikan informasi kepada pembaca surat;
2.     Mendapatkan tanggapan dari pembaca surat tentang isi surat;
3.     Ingin mendapatkan tanggapan dan menyampaikan informasi kepada pembaca surat.

 C.      Syarat-syarat Surat yang Baik
Secara garis besar suatu surat dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria berikut ini:
1.       Surat disusun dengan teknik penyusunan yang benar, yaitu:
·   Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk surat) tepat sesuai dengan aturan atau pedoman yang telah ditentukan.
·        Pengetikan surat benar, jelas, bersih, dan rapi, dengan format yang menarik.
·        Pemakaian kertas sesuai dengan ukuran umum.
·  Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit. Hal ini dimaksudkan agar penerima dapat memahami isi surat dengan cepat, tepat, tidak ragu-ragu dan pengirim pun memperoleh jawaban secara cepat sesuai yang dikehendaki.
·    Bahasa yang digunakan haruslah bahasa Indonesia yang benar atau baku, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik mengenai pemilihan kata, ejaan, bentuk kata, maupun kalimatnya. Selain itu, bahasa surat haruslah efektif. Bahasa surat juga harus wajar, logis, hemat kata, cermat dalam pemilihan kata, sopan, dan menarik. Nada surat harus hormat, sopan dan simpatik. Sedapat mungkin hindari pemakaian bahasa asing yang padanannya sudah ada dalam bahasa Indonesia.
Untuk  menyusun surat yang baik, penulis harus mengindahkan hal-hal berikut:
1.  Menetapkann lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang ingin disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.
2.     Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
3.  Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis, teratur dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar, sopan, dan mudah ditangkap pembaca.
4.   Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim, lebih-lebih yang tidak biasa atau singkatan bentuk sendiri.
5.      Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagiannya.
6.   Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda baca sebagaimana digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia.

D.      Bahasa Surat
Yang dimaksud dengan bahasa surat di sini ialah bahasa yang kita gunakan dalam surat kita, terutama bahasa dalam bagian inti surat itu. Bahasa yang digunakan harus tunduk kepada semua aturan bahasa yang berlaku baik struktur kata dan kalimat, maupun penggunaan tanda-tanda baca, pemakaian alinea/paragraf, dan sebagainya.
Pada alinea pembuka yang merupakan pengantar isi surat, penulis surat biasanya menggunakan kalimat-kalimat khusus yang disesuaikan dengan maksud surat itu. Misalnya, memberitahukan sesuatu, menyatakan sesuatu, meminta sesuatu, membalas surat atau menjawab pertanyaan, dan sebagainya.
Beberapa contoh kalimat pembuka:
-          Dengan surat ini kami beritahukan kepada Saudara…
-          Dengan ini kami mohon bantuan Saudara untuk…
-          Bersama ini kami kirimkan kepada Bapak…
-          Seiring dengan surat ini kami kirimkan uang dengan wesel pos sebesar…
-          Membalas surat Ibu tanggal…
-          Menjawab pertanyaan Anda dalam surat Anda…
-          Memenuhi pesanan Tuan dengan surat tanggal… nomor…
-          Menyusul surat kami tanggal…, dengan ini kami beri tahukan bahwa…
-          Dengan sangat menyesal kami sampaikan kepada Bapak bahwa…
Kesalahan yang boleh dikatakan sudah menjadi suatu salah kaprah dalam surat-menyurat ialah penggunaan kalimat pembuka: Bersama ini kami kabarkan bahwa…, atau Bersama surat ini saya beri tahukan kepada Saudara bahwa…

Ungkapan bersama ini mengandung arti ‘seiring dengan ini’, sedangkan kabar atau berita yang disampaikan itu tidak seiring dengan surat itu, tetapi ada di dalam surat itu. Oleh karena itu, bukan kata bersama ini yang hendaknya dipakai di situ, melainkan katadengan ini atau dengan surat ini.

Mungkin karena pengaruh bahasa Belanda atau Inggris kita juga menulis kalimat pembuka: Menjawab surat Saudara… padahal yang dijawab bukan surat, melainkan pertanyaan yang ada di dalam surat yang diterima. Dalam bahasa Indonesia, lebih tepat bila kita mengatakan/menulis: Membalas surat Saudara tanggal… atauMenjawab pertanyaan Saudara dalam surat tanggal…

Kalimat pembuka yang dimulai dengan kata berhubung saja juga tidak tepat karena ungkapan yang seharusnya digunakan ialahberhubung dengan. Misalnya, berhubung dengan kesehatan saya hari ini agak terganggu… Boleh juga kita mulai kalimat itu bukan dengan ungkapan berhubung dengan, melainkan dengan kata karena:  Karena kesehatan saya hari ini… dan seterusnya.

Ungkapan berhubung dengan menyatakan hubungan pertalian, sedangkan kata karena dipakai untuk menyatakan sebab-akibat. Jadi ada perbedaannya: kata karena tidak dapat diganti dengan kata berhubung. Ungkapan lain menyatakan hubungan pertalian ialah:bertalian dengan, berhubungan dengan, sehubungan dengan, berkenaan dengan, sejalan dengan.

Kalimat penutup surat juga disesuaikan dengan isi surat kita. Pada umumnya, pada akhir surat kita, kita menyampaikan terima kasih kepada orang yang kita kirimi surat itu oleh karena bantuannya, perhatiannya, kerja sama yang ditunjukkannya, dan sebagainya. Kalimat penutup ini haruslah kita tempatkan pada alinea khusus yaitu alinea penutup, jangan disambungkan saja pada bagian isi surat sesungguhnya.
Beberapa contoh kalimat penutup:
-          Atas bantuan Saudara, kami mengucapkan banyak terimakasih.
-          Kami akhiri surat kami dengan ucapan terima kasih atas perhatian serta kerja sama Saudara yang baik.
-          Sekianlah laporan kami, mudah-mudahan beroleh tanggapan dan perhatian Bapak.
-          Semoga laporan kami ini dapat membantu Bapak. Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Bapak.
Diambil dari Buku Inilah Bahasa Indonesia 

5.       Bagian-bagian Surat
1.      Kepala Surat (Kop Surat)
Untuk mempermudah mengetahui nama dan alamat kantor/organisasi atau keterangan lain mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim surat tersebut.
Biasanya kepala surat disusun dan dicetak dalam bentuk yang menarik, dan terdiri atas:
1.       Nama kantor badan, organisasi atau instansi;
2.     Alamat lengkap;
3.      Nomor telepon (bila ada), faksimili (bila ada)
4.     Nomor kotak pos atau tromol pos (bila ada)
5.      Nama alamat kawat dan nomor telex (bila ada)
6.      Moto (bila ada)
7.      E-mail, situs (bila ada)
8.      Macam usaha
9.      Nama dan alamat kantor cabang (bila ada)
10.  Nama bankir (untuk referensi)
11.    Lambang atau simbol (logo) dari organisasi atau instansi yang bersangkutan.

2.      Tanggal Surat
Apabila sudah ada kepala surat, maka menuliskan tanggal tidak perlu didahului oleh nama tempat/kota. Tanggal, bulan, dan tahun dituliskan secara lengkap. Contoh:
28 Februari 2006
 3.      Nomor Surat
Nomor surat biasanya meliputi : nomor urut penulisan surat, kode surat, angka tahun.
Nomor surat disesuaikan atau ditulis berdasarkan ketentuan yang berlaku di dalam instansi yang bersangkutan. Contoh:
Nomor : 111/OSIS.KS/III/2007

4.    Lampiran
Surat yang melampirkan sesuatu misalnya kuitansi atau fotokopi, dalam bagian surat   perlu dituliskan kata “lampiran”, yang diikuti jumlah yang dilampirkan. Misalnya, lampiran : 2 (dua) eksemplar atau 1 (satu) berkas.           
5.    Hal atau perihal
Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas pemerintah maupun swasta (bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti dari surat tersebut. Pada surat dinas pemerintah, penulisan kata “Hal” atau “Perihal” dicantumkan di bawah kata “Lampiran” secara vertikal, dengan catatan tidak boleh melewati tanggal surat.

6.    Alamat yang dituju
Dalam menulis alamat surat, alamat luar (di amplop surat) harus sama dengan alamat  dalam (alamat yang dituju). Contoh menulis alamat:
1.       Alamat yang ditujukan kepada perorangan
Contoh:
Yth. Sdr. Dewi Sukmasari, S.E.
Jln. Jend. Suprapto No. 96
Bandar Lampung 35157

2. Alamat yang ditujukan kepada nama jabatannya
Contoh:
Yth. Direktur PT Mandiri Sejahtera
Jln. Anggrek Raya No. 307
Jakarta 13465

3. Alamat yang ditujukan kepada nama instansi/perusahaan
Contoh:
Kepada
PT Pembangunan Jaya
Jln. Rasuna Said Kav. 13
Jakarta 12540

4. Alamat yang ditujukan kepada pejabat pemerintah dari perusahaan swasta
Contoh:
Yth. Kepala Kantor Wilayah
Departemen Pendidikan Nasional
Propinsi Lampung
Jln. Wolter Monginsidi No. 11
Bandar Lampung

7.    Salam Pembuka
“Salam pembuka” atau salutasi merupakan tanda hormat penulis sebelum memulai pembicaraan. Namun untuk surat resmi/dinas pemerintah lazimnya tidak perlu diberi salam pembuka.
Salam pembuka pada surat niaga yang lazim digunakan ialah kata-kata:
Dengan hormat,
Saudara …….. yang terhormat,

8.    Isi Surat (tubuh surat) 
Isi surat atau juga disebut tubuh surat terdiri atas alinea pembuka, isi surat dan alinea penutup.
a.         Alinea Pembuka
Merupakan pengantar ke isi surat yang sesungguhnya guna menarik perhatian pembaca kepada pokok pembicaraan dalam surat tersebut.
Contoh alinea pembuka pada surat yang bersifat pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau laporan:
1.       Dengan ini kami beritahukan bahwa ……
2.     Bersama ini kami lampirkan …..
3.      Kami mengundang …..
4.     Sesuai dengan pemberitahuan ….
5.      Menyambung surat kami tanggal … No. …
Contoh alinea pembuka pada surat balasan :
Sehubungan  dengan surat Saudara tanggal …… No. …
b.         Isi  Surat
Isi atau pokok surat yang sesungguhnya memuat sesuatu yang diberitahukan, dilaporkan, ditanyakan, diminta atau hal-hal lain yang disampaikan pengirim kepada penerima surat.
Untuk menghindarkan salah tafsir dan demi efisiensi, isi surat hendaknya singkat, jelas, tepat dan hormat. Hindari penulisan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat dalam surat itu haruslah memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang  baku. Misalnya jangan sampai ada kalimat yang tanpa subyek, atau hanya terdiri dari keterangan tempat  saja (baca syarat surat yang baik).
c.         Alinea Penutup
Merupakan kesimpulan dan berfungsi sebagai kunci atau penegasan isi surat. Dalam alinea penutup biasanya mengandung harapan pengirim surat atau ucapan terima kasih kepada penerima surat dan pembicaraan telah selesai. Contoh:
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
9.    Isi surat (tubuh surat)
Fungsi salam penutup ialah untuk menunjukkan rasa hormat dan keakraban pengirim terhadap penerima surat. Contoh:
Hormat kami,

10/11. Tandatangan dan Nama Terang Penanggung Jawab Surat
Surat yang ditandatangani oleh pejabat yang berhak atau oleh orang lain atas nama pejabat yang berwenang adalah sah. Sebaliknya surat yangg ditandatangani oleh orang yang tidak  berwenang dianggap tidak sah dan tidak berlaku.
Di bawah nama terang, untuk surat resmi/dinas pemerintah selalu dicantumkan NIP. Gunanya untuk mengetahui identitas unit organisasi tiap-tiap departemen.

12.  Jabatan Penanggungjawab Surat
Untuk surat niaga biasanya di bawah nama terang penanggungjawab surat dicantumkan jabatan dari penanggungjawab tersebut. Pencantuman jabatan penanggungjawab ini selain untuk mengetahui dari bagian mana surat itu dikeluarkan, juga untuk menunjukkan bobot isi surat tersebut dan kewenangan.

13.     Tembusan
Tembusan (c.c. = carbon copy ) surat atau  tindasan dikirimkan ke beberapa instansi atau pihak lain yang ada kaitannya dengan surat yang bersangkutan.
Tembusan:
1.       Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung
2.     Gubernur Lampung
3.      Walikota Bandar Lampung
4.     Arsip

14.     Inisial
Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama dari nama penyusun konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini hanya dipakai pada surat niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat tersebut dan siapa pula pengetiknya, sehingga bila dikemudian hari terjadi kekeliruan, maka mudah mengurusnya.
F. Jenis-jenis Surat
Secara umum surat di golongkan menjadi tiga fungsi atau tiga jenis , yaitu surat pribadi , surat resmi , dan surat niaga .

 1.)    Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang biasa digunakan untuk kepentingan resmi , baik perseorangan , instansi , maupun organisasi . Contoh dari surat resmi dalah surat undangan , surat edaran , dan surat pemberitahuan . Adapun ciri-ciri dari surat resmi ini adalah :
1.       Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan organisasi
2.     Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
3.      Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim
4.     Penggunaan ragam bahasa resmi
5.      Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
6.      Ada aturan format baku

 bagian-bagian surat resmi yang harus kita ketahui , adalah :
  • Kepala/kop surat yang berisi nama instansi/lembaga , alamat instansi dan logo instansi .
  • Nomor surat yakni urutan surat yang akan dikirimkan .
  • Lampiran yakni berisi lembaran lain yang disertakan selain surat .
  • Hal isinya berupa garis besar dari isi surat tersebut .
  • Tanggal surat (penulisan di sebelah kanan sejajar dengan nomor surat)
  • Alamat yang dituju (jangan gunakan kata kepada)
  • Pembuka/salam pembuka (diakhiri tanda koma)
  • Isi surat yang berisi uraian hari , tanggal , waktu , tempat , dan sebagainya ditulis dengan huruf kecil , terkecuali penulisan berdasarkan ejaan yang disempurnakan (EYD) haruslah menyesuaikannya .
  • Penutup surat berisi salam penutup , jabatan , tanda tangan , nama yang biasanya disertai NIP .
  • Tembusan surat berisi berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atasan tentang adanya suatu kegiatan 
Sumber Referensi : 
http://rinastkip.wordpress.com/2012/11/13/makalah-bahan-kuliah-dasar-dasar-surat-menyurat-bahasa-indonesia/

0 komentar:

Posting Komentar