Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan
premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi
(consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Melalui proses
penalaran, kita dapat sampai pada kesimpulan yang berupa asumsi,
hipotesis atau teori. Penalaran disini adalah proses pemikiran untuk
memperoleh kesimpulan yang logis berdasarkan fakta yang relevan. Dengan
kata lain, penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk
menarik kesimpulan.
Penalaran mempunyai cirri-ciri yaitu :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan oleh sesuatu yg sudah d ketahui
3. sistematis
4, terarah dan bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan yang dapat berupa pengetahuan, keputusan dan sikap terbaru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman, pengetahuan, ataupun teori yang di dapatkan
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris nasional
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk
menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam
menalar dapat dipenuhi.
- Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
- Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat. Penalaran ini lebih banyak berpijak
pada observasi inderawi atau empiri. Dengan kata lain penalaran induktif
adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus yang bersifat
individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Ciri-ciri penalaran induktif
- Menyebutkan peristiwa " khusus "
- Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus
- Kesimpulan terdapat diakhir paragraf
contoh penalaran induktif adalah :
Premis 1 : Ayam punya mata
Premis 2 : Kucing punya mata
Premis 3 : Bebek punya mata
Premis 4 : Kuda punya mata
Konklusi : setiap hewan punya mata
Hal-hal yang berhubungan dengan Induktif:
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala
atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau
sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari
gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi,
wawancara atau studi dokumentasi.
2. Analogi
Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan
pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi,
seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara
konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang dimaksud adalah anlogi
induktif atau analogi logis. Analogi induktif ( kias ) adalah suatu
proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala khusus
yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan.
Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik diantara
dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “ apa yang berlaku pada
satu hal akan berlaku pula untuk hal lainnya “ dengan demikian dasar
kesimpulan yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensi yang
berhubungan erat dari dua hal yang dianalogikan.
3. Hubungan Kausal
Menurut hokum kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini
terjalin dalam rangkaian sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau
kejadian yang muncul tanpa penyebab.
Penalaran Deduktif
Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya
yang khusus. Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum
untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik
Ciri ciri penalaran deduktif :
- Dimulai dari hal-hal umum, menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
- Kalimat utama terletak diawal paragraf dan selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.
Contoh:
Masyarakat indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan
gaya hidup komsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Hal-hal yang berhubungan dengan deduktif:
1. Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme
disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang
terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
2. Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama
diketahui.
Sumber Referensi :
http://adewilistianyihsan.blogspot.com/2014/03/tugas-1-bahasa-indonesia-2-softskill.htmlhttp://velistigris.blogspot.com/2013/03/penalaran-induktif.html
http://selvibrigitta.blogspot.com/2013/04/penalaran-deduktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Sumber Referensi :
http://adewilistianyihsan.blogspot.com/2014/03/tugas-1-bahasa-indonesia-2-softskill.htmlhttp://velistigris.blogspot.com/2013/03/penalaran-induktif.html
http://selvibrigitta.blogspot.com/2013/04/penalaran-deduktif.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
0 komentar:
Posting Komentar