· Definisi
kepemimpinan :
- Secara
umum kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam
melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka.
- Menurut
stoner, freeman dan gilbert kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi
para anggota dalam berbagai aktivitas yang harus dilakukan.
- Menurut
griffin kepemimpinan dibagi dalam 2 konsep, yaitu proses dimana difokuskan kepada
apa yang dilakukan oleh para pemimpin dan atribut dimana kepemimpinan merupakan karakteristik yang harus dimiliki
seorang pemimpin.
Tipologi
Kemimpinan
· Tipologi
kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan
lain yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut
(Siagian,1997) :
1.
Tipe Otokratis
-
Menganggap organisasi sebagai milik
pribadi.
-
Mengidentikkan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi.
-
Menganggap bawahan
sebagai alat semata-mata.
-
Tidak mau menerima kritik,
saran dan pendapat .
-
Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya.
-
Dalam menggerakan bawahannya
sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat
menghukum.
2.
Tipe Demokratis
-
Tidak berfikiran bahwa pemimpin
adalah manusia mulia yang harus dihormati dan sebagainya.
-
Menyingkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi
bawahannya.
-
Senang menerima saran dan
kritik.
-
Mengedepankan kerjasama atau
teamwork.
-
Memberikan kebebasan
bawahannya untuk melakukan kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya
memperbaiki kesalahannya tersebut dengan kebijakan tertentu.
-
Selalu berusaha untuk menjadikan
bawahannya lebih sukses.
-
Berusaha mengembangkan kapasitas
diri pribadinya sebagai pemimpin
3.
Tipe Militeris
- Menggunakan
perintah dalam menggerakan bawahannya.
- Senang
menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
- Menuntut
displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
- Sukar
menerima kritikan.
- Menggemari
upacara untuk berbagai keadaan.
4.
Tipe Paternalistis
- Menganggap
bawahannya tidak dewasa.
- Bersikap
terlalu melindungi.
- Jarang
memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan
mengembangkan kreasinya.
- Sering
bersikap sok tahu yang berlebihan.
5. Tipe
Karismatik
Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan
secara nyata karena pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak
memiliki patokan khusus dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat
kepemimpinan dengan tipe ini. Karisma seorang pemimpin biasanya tercipta
secara alami dari sikap pribadi pemimpin tersebut.
Faktor
– Faktor yang mempengaruhi kemimpinan
· Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan :
-
Pengikut, yaitu
kumpulan orang yang mengikuti para pemimpin atau seseorang yang diberi perintah
dan dipengaruhi oleh pemimpin untuk melakukan sesuatu. Para pengikut ini
diantaranya : pegawai, pekerja atau bawahan.
-
Perbedaan kekuasaan,
yaitu perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara pemimpin dan
pengikut, antara atasan dan bawahan berimplikasi pada perbedaan kekuasaan
antara keduanya.
-
Penggunaan kekuasaan
untuk mempengaruhi, yaitu adanya perbedaan kekuasaan yang melahirkan
konsekuensi logis bahwa pemimpin memiliki kekuasaan lebih untuk dapat
mempengaruhi bawahannya.
-
Nilai yang dibangun,
yaitu pemimpin harus memahami bahwa dirinya bukan sekedar berkuasa, tetapi perlu
mendorong terwujudnya suatu nilai positif yang dapat memberi perubahan positif
kepada semua anggota organisasi. Disini faktor etika, moralitas dan
keteladanan/figur seorang pemimpin sangat diperlukan.
Implikasi
Manajerial Kemimpinan Dalam Organisasi
· Contoh
kasus :
- Drs.
Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu
perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia
pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung
dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukan sikap tidak puas dan
agresif. Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs. Abdul
Hakim, ak, manajer departemen keuangan, apakah dia mengetahui tentang semangat
kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Hakim menjawab bahwa dia
telah mendengar secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para
karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan semua keputusan yang
dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “Dalam tentara, saya membuat
semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya untuk
berbuat seperti itu.”
Pertanyaan Kasus :
1. Gaya
kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan
kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di
tentara!
2. Apa
konsekuensinya bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran
saudara bagi perusahaan untuk merubah keadaan?
Jawaban Kasus :
1. Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang
diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.Namun, dalam kasus ini Hartoyo gaya
kepemimpinan yang dipakai Hartoyo adalah gaya dengan orientasi tugas. Gaya
kepemimpinan ini secara dominan berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan kerja
dan motivasi berprestasi karyawan. Seharusnya kepemimpinan Hartoyo menerapkan
gaya kepemimpinan berorientasi karyawan lebih dominan di bandingkan dengan gaya
kepemimpinan berorientasi tugas agar dapat meningkatkan motivasi berprestasi
karyawan. Dan lebih memperhatikan kepentingan karyawan juga untuk mencapai
tujuan mereka.
Hartoyo
juga menggunakan tipe kepemimpinan otoriter, yaitu tipe pemimpin yang
memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri
secara penuh. Pada tipe kepemimpinan otoriter ini, pemimpin mengendalikan semua
aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan
cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran
minornya.
Keuntungan dalam
menggunakan tipe kepemimpinan otoriter : Bawahan tidak perlu memikirkan
apapun, bawahan cukup melaksanakan apa yang telah menjadi keputusan
dari pemimpin/atasan.Kelemahan dalam
menggunakan tipe kepemimpinan otoriter : Semua aspek kegiatan dalam
perusahaan dikendalikan oleh pemimpin/atasan, sehingga apabila ada suatu
masalah dalam perusahaan tersebut semuanya hanya tergantung pada pimimpin dan
bawahan tidak boleh ikut campur dalam pengambilan keputusan. Serta menjadi
kurang adanya kerjasama dalam perusahaan tersebut.
Pebandingan
motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara:
Dalam
membangun sebuah perusahaan diperlukan kerjasama antara pemimpindengan bawahan.
Namun, bawahan Hartoyo yang sekarang ingin ikut dalammembangun perusahaan
tersebut secara bersama-sama agar tercapainya sebuah tujuan. Sedangkan bawahan
hartoyo sewaktu di tentara merupakan anggota yang memiliki kompetensi rendah
tapi komitmennya tinggi. Sehingga mereka membutuhkan tipe kepemimpinan yang
otoriter.
2. Apabila
Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya, perusahaan tersebut dapat
mengalami gulung tikar, apabila seorang pimimpin hanya mengutamakan keputusan
sendiri tanpa menerima saran dari bawahan.
Saran
saya, sebaiknya Hartoyo dapat merubah gaya kepemimpinan otoriternya dengan gaya
kepemimpinan demokratis, yaitu gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara
luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Pada kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan.
Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki
kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi. Sehingga Hartoyo akan mudah
untuk mencapai tujuan perusahaannya apabila merubah gaya kepemimpinannya dengan
gaya kepemimpinan demokratis .
Sumber :
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah,Buku Pengantar Manajemen,Kencana Prenada Media Group,2005
Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah,Buku Pengantar Manajemen,Kencana Prenada Media Group,2005
0 komentar:
Posting Komentar